Doa ketika sedih dan kecewa yang diajarkan Rasulullah SAW
mengatasi kesedihan |
Tentu dengan berbagai tingkatannya, sesuai dengan iman yang dimiliki.
Allah subhanahu wa ta'ala telah menjamin, walaupun beban ujian itu ada, dengan Rahmat-Nya menjadi sesuatu yang dapat ditanggung. La yukalifullaahu nafsan illa wus'aha, Allah tidak membebani seseorang diluar dari kesanggupannya.
Disisi lain, efek dari tribulasi (kesulitan, kesusahan) dalam kehidupan itu menimbulkan kegelisahan dan kesedihan. Dan rasa sedih adalah manusiawi.
Sedih tidaklah bisa mendatangkan manfaat, tidak pula menolak bahaya. Jadi, kadang sedih itu tidak bermanfaat. Sesuatu yang tidak bermanfaat tentu tidak diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Bahkan kesedihan yang terlalu mendalam dapat membawa efek negatif kepada psikologis dan fisik seseorang, juga menimbulkan depresi yang berkepanjangan. Dari sisi ilmu ruqyah bisa menyebabkan kepada depresi dan seringkali membuka pintu masuk kepada gangguan jin (kesurupan).
Waspadalah, ini ciri dan tanda-tanda gangguan jin
Namun perlu diperhatikan bahwa orang yang sedih tidaklah dikenai dosa jika tidak dikaitkan dengan sesuatu yang haram. Seperti yang terdapat pada orang yang tertimpa musibah sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إنَّ اللَّهَ لَا يُؤَاخِذُ عَلَى دَمْعِ الْعَيْنِ وَلَا عَلَى حُزْنِ الْقَلْبِ وَلَكِنْ يُؤَاخِذُ عَلَى هَذَا أَوْ يَرْحَمُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ إلَى لِسَانِهِ
“Sungguh Allah tidaklah menghukum seseorang karena tetesan air mata dan kesedihan hati. Akan tetapi, Allah hanyalah menyiksa atau mengasihi hamba karena sebab (sabar atau keluhan) lisan ini (sambil beliau berisyarat dengan lisannya)”.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَدْمَعُ الْعَيْنُ وَيَحْزَنُ الْقَلْبُ وَلَا نَقُولُ إلَّا مَا يُرْضِي الرَّبَّ
“Tetesan air mata dan sedihnya hati, dan tidaklah kukatakan selain yang Allah ridhoi” (HR. Muslim no.2315)
Baca juga: Cara mengobati sakit pinggang.
Dalam firman Allah Ta’ala disebutkan (mengenai kesedihan Ya’qub),
“Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)” (QS. Yusuf: 84).
Ada sedih yang berbuah pahala dan terpuji. Dari sisi lain yang dinilai berpahala, bukan dari sedih itu sendiri.
Misalnya adalah sedih karena musibah menimpa agamanya dan sedih karena musibah yang menimpa banyak kaum muslimin di belahan dunia manapun. Sedih seperti ini bernilai pahala dari sisi hati yang cenderung pada kebaikan dan membenci kejelekan.
Akan tetapi jika sedih tersebut sampai meninggalkan hal yang diperintahkan yaitu tidak sabar, meninggalkan jihad, tidak meraih manfaat atau malah mendatangkan mudhorot (bahaya), maka sedih semacam ini jadi terlarang. Dan sedih seperti itu bisa jadi sesuai dengan dosa yang hilang karena kesedihannya.
Adapun jika sedih mengantarkan pada lemahnya iman dan lalai dari perintah Allah dan Rasul-Nya, maka sedih kala itu menjadi tercela dari sisi ini.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ
قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ
Maraji'e:
www.diruqyahsaja.com
www.wikihow.com
La Tahzan - DR. Aidh Al Qarni
Tafsir Qur'an Online
Riyadhus Shalihin, Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawy
Dalam firman Allah Ta’ala disebutkan (mengenai kesedihan Ya’qub),
وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَى عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
“Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)” (QS. Yusuf: 84).
Ada sedih yang berbuah pahala dan terpuji. Dari sisi lain yang dinilai berpahala, bukan dari sedih itu sendiri.
Misalnya adalah sedih karena musibah menimpa agamanya dan sedih karena musibah yang menimpa banyak kaum muslimin di belahan dunia manapun. Sedih seperti ini bernilai pahala dari sisi hati yang cenderung pada kebaikan dan membenci kejelekan.
Akan tetapi jika sedih tersebut sampai meninggalkan hal yang diperintahkan yaitu tidak sabar, meninggalkan jihad, tidak meraih manfaat atau malah mendatangkan mudhorot (bahaya), maka sedih semacam ini jadi terlarang. Dan sedih seperti itu bisa jadi sesuai dengan dosa yang hilang karena kesedihannya.
Adapun jika sedih mengantarkan pada lemahnya iman dan lalai dari perintah Allah dan Rasul-Nya, maka sedih kala itu menjadi tercela dari sisi ini.
Kemudian bagaimana caranya kita bisa mengatasi kesedihan?
Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung dan angin bertiup sangat kencang menerjang, maka semua penumpang kapal sama berteriak: "Ya Allah".
Ketika seseorang tersesat di tengah hutan, tiada kompas untuk menentukan arah, sedangkan perbekalan sudah habis, maka dia akan berseru: "Ya Allah".
Ketika musibah melanda, bencana menimpa dan tragedi mengerikan terjadi, mereka semua yang terlibat akan berdesah: "Ya Allah".
(La Tahzan)
(La Tahzan)
Benar....kepada Allah sajalah...yang milik-Nya semua kekayaan, keabadian, kekuatan, keperkasaan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan dan hikmah.
Allah subhanahu wa ta'ala, Robbal 'Aalamiin yang menciptakan segala sesuatunya termasuk kita semua adalah tempat yang paling tepat, bahkan satu-satunya untuk mengatasi segala persoalan.
Oleh karena itu, setiap beban yang terasa semakin berat dipikul, jiwa terhimpit karena terasa bumi semakin sempit, maka serulah hanya kepada Allah Robbul Izzah.
Cara pertama, lakukan dan perbanyak istighfar.
Perbanyak istighfar dan mohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan dan kekeliruan.
Istighfar secara harfiah artinya memohon ampunan. Ampunan Allah Ta’ala dapat diraih dengan istighfar yang diucapkan dengan tulus dan ikhlas serta diiringi pertaubatan yang sebenarnya dan sungguh-sungguh.
Tak ada yang bisa menjamin manusia bersih dari dosa. Karena itu, Allah menganjurkan hamba-Nya untuk senantiasa beristighfar atas segala kesalahan dan dosa yang diperbuat.
Istighfar memiliki banyak manfaat dan keutamaan. Tidak saja di dunia, namun juga di akhirat. Di antaranya, istighfar bisa menghapus dosa sebagaimana api yang melahap kayu hingga habis.
Selain itu, istihgfar juga bisa mengangkat azab. Sebab, dosa yang dilakukan manusia, baik secara individu maupun kolektif bisa mengundang azab dan murka Allah Ta’ala.
Dan salah satu cara mengangkat azab itu dengan istighfar. Sebagaimana yang termaktub dalam al Quran surah Al Anfal 33.
Dan salah satu cara mengangkat azab itu dengan istighfar. Sebagaimana yang termaktub dalam al Quran surah Al Anfal 33.
وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (istighfar).” (QS. Al-Anfaal: 33)
Orang yang beristighfar hidupnya akan merasa aman, damai, dan selalu diliputi ketenangan jiwa. Sebab, hidupnya akan terarah dan merasa diawasi oleh sang Khaliq.
Kemudian jiwanya akan selalu takut jika berbuat salah dan dosa. Ia akan selalu kembali dan meninggalkan dosa yang telah diperbuat.
"dan meminta kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat untuk-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada setiap orang yang memiliki keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat" (QS: Huud 3).
وأن استغفروا ربكم ثم توبوا إليه يمتعكم متاعا حسنا إلى أجل مسمى ويؤت كل ذي فضل فضله وإن تولوا فإني أخاف عليكم عذاب يوم كبير
"dan meminta kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat untuk-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada setiap orang yang memiliki keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat" (QS: Huud 3).
Istighfar juga memiliki faedah lainnya.
Efeknya tidak saja individual yang ditandai dengan diampuninya dosa, tapi juga bisa bisa menjadi sebab turunya hujan. Sebagaimana yang dikatakan Allah dalam QS Nuh: 10-11.
Bila suatu negeri dilanda kekeringan dan kemarau panjang karena dosa kolektif yang menumpuk dan penduduknya tidak pandai untuk memohon ampunan kepada Allah SWT.
Terakhir, istighfar akan menghilangkan kesusahan, gundah gulana, dan mengundang terbukanya pintu rezeki. Sebagaimana yang tertera dalam kitab Riyadhus Shalihin dalam hadits riwayat Abu Dawud dijelaskan, “Barangsiapa yang terbiasa istighfar, Allah akan menjadikan untuknya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kesusahannya, dan diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
Istighfar adalah perbuatan simpel dan mudah untuk dilakukan. Tidak terlalu butuh tenaga ekstra dan waktu khusus. Di rumah, di pasar, di kantor, dan di masjid. Waktu berbaring, duduk, dan mengendara mobil. Istighfar bisa dilakukan.
Namun, faktanya, kita sering alpa. Padahal, dengan istighfar yang tulus, dosa kita akan diampuni dan juga mengundang selaksa faedah lainnya. Oleh karena itu, mari perbanyak istighfar.
اللهم اغفرلي ,اللهم ارحمني ,أستغفر الله و أ تبو إ ليه
“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah aku. Aku meminta ampunan dan bertaubat kepada Allah.”
Cara kedua, berdoa kepada Pemilik Alam, Allah SWT.
Doa pertama,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ
قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ
Allahumma Innii ‘Abduka, ibnu ‘Abdika, ibnu Amatika, Naashiyati Biyadika, Maadhin fiyya Hukmuka, ‘Adlun fiiya Qodlo-uka, As-aluka Bikulli Ismin, Huwa Laka, Sammaita Bihi Nafsaka, Au Anzaltahu fii Kitaabika, Au ‘Allamtahu Ahadan Min Kholqika, Awista’tsarta Bihi Fii ‘ilmil Ghoibi ‘indaka, An Taj’alal Qur’ana Robii’a Qolbi wa Nuuro shodri, wa Jala-a Huzni, wa Dzahaaba Hammii.
“Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu (anak keturunan nabi Adam) dan anak hamba perempuan-Mu (Hawa, istri nabi Adam). Ubun-ubunku di tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku padaku, Qodho-Mu (takdir dan ketetapan-Mu) kepadaku adalah adil. Aku mohon kepada-Mu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diri-Mu, yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau khususkan untuk diri-Mu dalam ilmu ghaib di sisi-Mu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.” (HR. Ahmad dan selainnya. Dan derajatnya di-SHOHIH-kan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah).
Doa yang kedua,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ، وَقَهْرِ الرِّجَالِ
“Allohumma Innii A’uudzu Bika Minal Hammi Wal Hazani, Wa A’uudzu Bika Minal ‘Ajzi Wal Kasali, Wa A’uudzu Bika Minal Jubni Wal Bukhli, Wa A’uudzu Bika Min Gholabatid Daini Wa Qohrir Rijaali.”
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (hal-hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, sifat lemah dan malas, kikir dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR. Al-Bukhori).
Atau bisa juga kita berdoa dengan doa-doa dengan bahasa yang kita pahami sendiri asal tidak mensyirikkan Allah dengan selain-Nya.
Bisa diawali dengan shalawat dan pujian-pujian kepada Allah:
"Ya Rabb yang Maha Menatap, wahai yang Maha Agung dan Maha Perkasa".
"Ya Allah, wahai yang Maha Tahu segala lumuran aib dan maksiat, ampunilah sebusuk apa pun diri kami selama ini"
"Ampuni ya Allah sekelam apapun masa lalu kami, tutup seburuk apapun aib-aib kami"
Kemudian dilanjutkan dengan doa-doa khusus berikut, sesuai dengan hajat dan keperluan.
Ketika datang ujian karena musibah, kehilangan, ketakutan:
"Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan ini awal kebahagiaan, dan sirnakan rasa takut ini dengan ketentraman".
Ujian kesedihan disebabkan keburukan orang lain:
"Ya Allah, dinginkanlah panasnya qalbu dengan salju keyakinan, dan padamkanlah bara api jiwa dengan air kedamaian dan keimanan"
Musibah sakit bertahun-tahun tidak dapat memejamkan mata di malam hari (seperti yang dialami salah satu pasien ruqyah, 10 tahun tidak bisa tidur di malam hari):
"Ya Allah, wahai Rabb, anugerahkanlah mata yang tidak dapat terpejam ini rasa kantuk dari-Mu yang menentramkan hati. Tuangkanlah dalam jiwa yang bergolak ini kedamaian"
Bisa juga sebagai permintaan kepada Allah sebagai doa penenang hati yang gelisah.
Bisa juga sebagai permintaan kepada Allah sebagai doa penenang hati yang gelisah.
Kemudian bisa ditambahkan sebagai akhir doa kita dengan permintaan berikut, sebelumnya di bagian paling akhir kita sampaikan shalawat atas Nabi dan hamdalah.
"Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka dan hilangkan kegundahan hati dan berikanlah hati-hati ini ketenraman dan cahaya dari-Mu ya Allah".
"Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakkal. Hanya kepada-Mu kami memohon dan hanya dari-Mu datang semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai Pelindung kami, karena Engkau adalah sebaik-baik Pelindung dan Penolong, Ya Robbal Aalamiin".
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat. Dan semoga Allah menganugerahkan kepada kita semua kehidupan yang bahagia dan selamat di dunia dan akhirat. Amiin.
Wallahu a'lam
Terapi ruqyah Rumah Sehat
Pojokan Jatisari, Kota Bekasi 24 Januari 2019.
Maraji'e:
www.diruqyahsaja.com
www.wikihow.com
La Tahzan - DR. Aidh Al Qarni
Tafsir Qur'an Online
Riyadhus Shalihin, Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawy
Tags: #ayat al Qur'an pengobat kesedihan #doa menghilangkan kesedihan dan kesusahan #doa ketikas sedih dan galau #zikir penenang hati dan jiwa #doa agar hati tenang dan ikhlas #doa penyejuk hati dan pikiran #bacaan dzikir supaya hati tenang #doa penerang hati latin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar