Bersyukur kepada Allah atas nikmat kesembuhan.
Bersyukur kepada Allah atas nikmat kesembuhan - Kepada pasien yang datang ke tempat kami dan kemudian sekali, dua kali atau beberapa kali terapi dan Allah Subhanahu wa Ta'ala menganugerahkan kesembuhan kepadanya maka saya sarankan untuk banyak bersyukur.
Ungkapan rasa syukur itu diantaranya dengan melakukan sujud syukur.
Baca juga: Sakit tak kunjung sembuh, mungkin akibat gangguan jin.
Dalil disyari’atkannya sujud syukur adalah,
عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ.
Dari Abu Bakroh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ketika beliau mendapatkan hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah Ta’ala. (HR. Abu Daud no. 2774)
Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah sujud yang panjang, kemudian beliau mengangkat kepalanya, lantas beliau bersabda,
إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ أَتَانِى فَبَشَّرَنِى فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ صَلَّيْتُ عَلَيْهِ وَمَنْ سَلَّمَ عَلَيْكَ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَسَجَدْتُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ شُكْراً
“Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam baru saja mendatangiku lalu memberi kabar gembira padaku, lalu berkata, “Allah berfirman: ‘Siapa yang bershalawat untukmu, maka Aku akan memberikan shalawat (ampunan) untuknya. Siapa yang memberikan salam kepadamu, maka Aku akan mengucapkan salam untuknya’. Ketika itu, aku lantas sujud kepada Allah sebagai tanda syukur.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Al Hakim 1: 735)
Dari Al Bara’ bin ‘Aazib bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengutus Ali ke Yaman –lalu disebutkan kelengkapan haditsnya-, lalu Al Bara’ mengatakan,
فَكَتَبَ عَلِىٌّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِإِسْلاَمِهِمْ ، فَلَمَّا قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْكِتَابَ خَرَّ سَاجِدًا ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ
“Ali menuliskan surat pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berisi keislaman mereka (penduduk Yaman). Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat tersebut, beliau tersungkur untuk bersujud.” (HR. Al Baihaqi 2: 404)
Hadits-hadits tersebut memberikan gambaran kepada kita akan diperintahkannya sujud syukur.
Artikel terkait: Ruqyah mandiri untuk ibu yang sulit ketika melahirkan.
Sujud syukur ini hukumnya sunnah. Dan sujud ini dilakukan ketika ada sebab atau kejadian yaitu saat mendapatkan kenikmatan dan karunia yang baru atau dihindarkan dari suatu perkara yang membahayakan, baik sebab tersebut berlaku bagi orang yang sujud ataukah pada kaum muslimin secara umum.
Contohnya ketika ada kaum muslimin terbebas dari penindasan orang lain.
Artikel lainnya: Anda mengalami sering sakit kepala, coba metode ruqyah insya Allah sembuh.
Catatan penting yang perlu digaris bawahi adalah bahwa sujud syukur itu ada ketika mendapatkan nikmat yang baru.
Adapun nikmat yang terus berulang, maka tidak perlu dengan sujud syukur seperti nikmat Islam, nikmat sehat, nikmat kaya dan semisal itu. Karena nikmat Allah tersebut terus didapatkan dan tidak terputus.
Seandainya perlu adanya sujud syukur untuk nikmat yang ada terus menurus, barang tentu umur seseorang akan habis dengan sujud. Karena banyak dan terus menerusnya kenikmatan yang Allah berikan kepada kita.
Cukup syukur yang dilakukan ketika mendapatkan nikmat semacam itu adalah dengan mengisi waktu untuk ibadah dan melakukan ketaatan-ketaatan pada Allah.
Baca juga: Jomblo terus boleh jadi terkena sihir penghalang jodoh.
Nikmat yang pantas disyukuri dengan sujud syukur seperti nikmat mendapatkan kesembuhan dari suatu penyakit. dapat anak, saat menemukan barang hilang, atau ketika Allah menyelamatkan dari musibah.
Wallahu a'lam
Ungkapan rasa syukur itu diantaranya dengan melakukan sujud syukur.
Baca juga: Sakit tak kunjung sembuh, mungkin akibat gangguan jin.
Dalil disyari’atkannya sujud syukur adalah,
عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ كَانَ إِذَا جَاءَهُ أَمْرُ سُرُورٍ أَوْ بُشِّرَ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شَاكِرًا لِلَّهِ.
Dari Abu Bakroh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ketika beliau mendapatkan hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah Ta’ala. (HR. Abu Daud no. 2774)
Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah sujud yang panjang, kemudian beliau mengangkat kepalanya, lantas beliau bersabda,
إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ أَتَانِى فَبَشَّرَنِى فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ صَلَّيْتُ عَلَيْهِ وَمَنْ سَلَّمَ عَلَيْكَ سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَسَجَدْتُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ شُكْراً
“Sesungguhnya Jibril ‘alaihis salam baru saja mendatangiku lalu memberi kabar gembira padaku, lalu berkata, “Allah berfirman: ‘Siapa yang bershalawat untukmu, maka Aku akan memberikan shalawat (ampunan) untuknya. Siapa yang memberikan salam kepadamu, maka Aku akan mengucapkan salam untuknya’. Ketika itu, aku lantas sujud kepada Allah sebagai tanda syukur.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Al Hakim 1: 735)
Dari Al Bara’ bin ‘Aazib bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengutus Ali ke Yaman –lalu disebutkan kelengkapan haditsnya-, lalu Al Bara’ mengatakan,
فَكَتَبَ عَلِىٌّ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِإِسْلاَمِهِمْ ، فَلَمَّا قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْكِتَابَ خَرَّ سَاجِدًا ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ
“Ali menuliskan surat pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berisi keislaman mereka (penduduk Yaman). Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat tersebut, beliau tersungkur untuk bersujud.” (HR. Al Baihaqi 2: 404)
Hadits-hadits tersebut memberikan gambaran kepada kita akan diperintahkannya sujud syukur.
Artikel terkait: Ruqyah mandiri untuk ibu yang sulit ketika melahirkan.
Sujud syukur ini hukumnya sunnah. Dan sujud ini dilakukan ketika ada sebab atau kejadian yaitu saat mendapatkan kenikmatan dan karunia yang baru atau dihindarkan dari suatu perkara yang membahayakan, baik sebab tersebut berlaku bagi orang yang sujud ataukah pada kaum muslimin secara umum.
Contohnya ketika ada kaum muslimin terbebas dari penindasan orang lain.
Artikel lainnya: Anda mengalami sering sakit kepala, coba metode ruqyah insya Allah sembuh.
Catatan penting yang perlu digaris bawahi adalah bahwa sujud syukur itu ada ketika mendapatkan nikmat yang baru.
Adapun nikmat yang terus berulang, maka tidak perlu dengan sujud syukur seperti nikmat Islam, nikmat sehat, nikmat kaya dan semisal itu. Karena nikmat Allah tersebut terus didapatkan dan tidak terputus.
Cukup syukur yang dilakukan ketika mendapatkan nikmat semacam itu adalah dengan mengisi waktu untuk ibadah dan melakukan ketaatan-ketaatan pada Allah.
Baca juga: Jomblo terus boleh jadi terkena sihir penghalang jodoh.
Nikmat yang pantas disyukuri dengan sujud syukur seperti nikmat mendapatkan kesembuhan dari suatu penyakit. dapat anak, saat menemukan barang hilang, atau ketika Allah menyelamatkan dari musibah.
Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar